Tugas Kuliah
Sosiologi Pendidikan
DONGENG:
“Asal Usul Nama Desa Pangeranan”
Oleh:
Khusnul Khotimah
(130611100035)
Prodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas
Trunojoyo Madura
Juni 2014
ASAL USUL NAMA DESA PANGERANAN
Oleh:
Khusnul Khotimah
Pada
suatu hari di sebuah desa di ujung sebelah barat Kecamatan Bangkalan Kabupaten
Bangkalan, Madura, ada seorang raja yang sangat bijaksana jujur dan sangat adil. Sehingga rakyatnya
sangat patuh kepadanya tidak ada yang menentang kebijakannya. Raja itu memiliki
seorang istri yang sangat cantik, namun sayangnya walapun sudah bertahun-tahun
menikah raja dan ratu tidak kunjung memiliki seorang anak. Walapun segala usaha
telah dilakukan namun mereka belum saja mendapat apa yang diinginkannya.
Dan
pada suatu sore yang sangat damai, Raja dan Ratu saat itu sedang bersantai di
sebuah taman asri di belakang istana, sang Ratu mengutarakan isi hatinya yakni
ingin memiliki seorang anak.
Ratu: “Ayah, apakah
Ayah tak pernah berfikir bagaimana rasanya memiliki seorang anak?”
Raja: “tentu saja Ayah selalu
memilikirkan dan membayangkannya Sayang.”
Ratu: “lalu apa
tindakan Ayah untuk mendapatkannya, bagaimana pun kita harus memiliki keturanan
untuk meneruskan tahta kerajaan kita ini Ayah.”
Raja: Raja berfikir
sejenak, “Begini Bunda kita kan telah mengusahakan semua cara, tapi memang
Tuhan belum mengijinkannya. Tapi Ayah sudah memiliki cara yang terbaik untuk
bisa meneruskan tahta Ayah kepada orang yang tepat, orang jujur dan bijaksana
Bunda.”
Ratu: “Apa itu Ayah? Bisakah Ayah menceritakannya
pada Bunda?”
Raja: “Tentu Sayang.
Besok pagi Ayah akan pergi ke pasar dan sekitar desa untuk mencari orang yang
tepat itu Bunda”
Ratu: “Apa yang akan
Ayah lakukan di sana?
Raja: “Ayah akan
mencoba menyamar menjadi seorang gelandangan tua yang jelek sehingga tak ada rakyatku
yang mengenali Ayah di sana”.
Ratu: “Baiklah, kalau
itu memang yang terbaik yang dapat kita lakukan, maka lakukanlah Ayah.” Ratu
pun tersenyum puas dan mereka pun bergegas kembali ke istana karena senja telah
tiba menyapa mereka.
Setelah
selesai solat subuh sang Raja pun bergegas merubah tampilannya seakan menjadi
seorang kakek yang tua, yang perlu dikasihani. Dengan menggunakan pakaian yang
lusuh tidak layak pakai dan bau busuk yang sangat menyengat, sang Raja merasa
puas dengan penampilannya saat itu.
Raja: “semoga usahaku hari ini berhasil dengan
sempurna.”
Ratu: “Iya Ayah, akan ku doakan Engkau dari sini.”
Raja: “Terima kasih bunda, Ayah berangkat dulu.”
Ratu: “Iya ayah, hati-hati diperjalanan, mungkin
akan banyak orang yang akan menghardik Ayah nanti.”
Berangkatlah
sang Raja berbekal baju compang-campingnya, bauk busuk dan doa dari sang istri.
Di jalan sang Raja pun menemui banyak
cobaan, banyak sekali cemoohan yang diterima sang raja, dari hanya sekedar menghardiknya sampai
dengan melemparkan bauh-buah busuk saat sang Raja melewati sebuah pasr.
Rakyat1: “Hei kau
lelaki tua, bau mu busuk sekali, bahkan lebih busuk dari buah-buah busuk yang
kami buang ini”.
Rakyat2: “lelaki tua,
mau apa kau melewati pasar ini? Mau menyebarkan bau mu yang busuk itu ya,
hahahahaha”.
Saat Raja melewati pasar seakan semua
kompak menjauhi Raja sambil menutup hidungnya, dan menyuruh anak-anak mereka
masuk kedalam.
Rakyat3: “Nak, ayo
masuk ke rumah, kalau tidak kau akan berbau sama seperti orang ini.”
Sang Raja hanya berusaha diam, dan
membatin dalam dirinya.
Raja: “ Jadi ini yang
mereka lakukan, mereka begitu hormatnya di hadapanku, bersujud dengan penuh
hormatnya, menyorak-nyoraki namaku dengan penuh kebanggaan, namun saat ku
menyamar, tak ada satupun rakyatku yang peduli denganku atau bahkan sekedar
tersenyum padaku.” Hati sang raja teriris sakit.
Selama
di perjalanan Raja seakan putus asa dengan usahanya untuk menenmukan seseorang
yang tepat untuk meneruskan tahtanya kelak yang Raja angkat untuk menjadi
keluarganya dan pemimpin di wilahnya ini.
Ketika
sang raja sedang dilanda kegalauan yang mendalam Raja pun beristirahat sejenak
di bawah pohon yang rindang di samping sungai yang berair jernih.
Raja: “Bagaimana
jika aku tidak menemukann sosok yang tepat untuk mengganti tahtaku, akan kah desa
ini akan hancur menginat apa yang dilakukan rakyatku tadi terhadap penampilanku
tadi. Akankah istriku akan sangat kecewa. Ah.. tidak tidak ini tidak mungkin,
aku akan menemukan seseorang yang tepat itu.”
Beberapa
saat kemudian langitppun berubah menjadi mendung yang gelap.
Raja: “Akan
hujan lebat ini, aku harus berteduh, tapi di mana? Disini tidak terlihat pemukiman
rakyatku, kalau pun ku temukan akankah mereka menerimaku?”
Kemudian satu persatu rinai hujan pun
turun, sang Raja semakin bingung untuk mencari tempat berteduh. Lalu dari
kejauhan Raja melihat seseorang pemuda yang sedang jatuh terpleset karena jalan
yang sangat licin terkena terguyur air hujan itu. Raja pun bergegeas menolongnya
dengan sesekali juga hampir tergelincir karena licin. Setelah tiba pada pemuda
itu, pemuda itu langsung ditolongnya, awalnya sang Raja memunguti satu-satu
persatu barang-barang yang dibawa pemuda itu masuk kedalam tas besarnya, namun
sang Raja entah kenapa malah memasukkan kantong kecil
tempat anak muda itu menaruh uangnya ke dalam saku baju
sang Raja
Raja: “Ahh, aku masukkan saja kantong anak ini ke
dalam saku ku, maka aku akan liat kepribadian dari pemuda itu.”
Kemudian Raja menggodong pemuda itu
pelan-pelan ke tempat yang lebih aman.
Pemuda: “Terima kasih Tuan Anda telah
menolong saya, saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika Anda tidak ada di
sana. Kenalkan Tuan, nama saya An.”
Raja: “Tidak usah begitu An, saya hanya
menolong kamu saja pemuda. Apa kau tidak jijik pada saya?
Pemuda: “Tentu saja tidak Tuan,
seseorang yang paling menjijikkan adalah orang yang telah merendahkan orang
lain.”
Raja: Raja tersenyum “Saya miskin dan
saya berbau busuk, tidak ada yang mau mendekat padaku pemuda.”
Pemuda: “Orang yang paling miskin adalah
orang tidak pernah bersyukur, dan orang yang berbau busuk adalah orang yang
munafik kepada dirinya sendiri Tuan, jadi janganlah lagi Tuan merendahkan diri
Tuan sendiri. Semua manusia itu diciptakan sempurna, hanya tinggal maunusianya
ingin menjadikan dirinya seperti apa Tuan”.
Raja: “Baik nak An, kalau begitu saya ingin
mengembalikan kantong uang mu”
Namun sang Raja bukannya mengembalikan
kantong lusuh milik pemuda itu, malah mengeluarkan kantong perak yang berisi
perak dan beberapa berlian.
Pemuda: “Maaf Tuan, itu bukan milik
saya.”
Raja: “Begitu ya, kalau begitu ini pasti
milikmu nak.”
Lagi-lagi Raja malah mengeluarkan
kantong yang terbuat dari mas yang di dalamnya berisi penuh mas dan berlian.
Pemuda: “Sekali
lagi maaf Tuan, namun itu juga bukan milik saya, kantong yang saya miliki tidak
sesempurna itu Tuan, dan di dalamnya hanya berisi beberapa recehan saja.”
Akhirnya Raja mengeluarkan kantong milik
pemuda itu dan mengembalikannya.
Raja: “apakah ini milikmu nak?”
Pemuda: “Benar
sekali Tuan ini milik saya, terima kasih telah menemukannya untuk saya Tuan.”
Raja: “Kalau begitu ambilah An, dua
kantong ini yang berisi perak dan mas ini sebagai hadiah atas kejujuran dan
kata-kata bijaksana mu tadi. Istriku akan sangat senang sekali sekarang.”
Pemuda: “Tidak Tuan itu bukan hak saya
menerimanya.”
Raja: “kau masih belum mengerti juga ya
An.” Tanya raja sambil tersenyum. “ikutlah kau ke gubuk ku yang kecil, kau kan
ku kenalkan dengan istriku yang sangat cantik dan kau pun akan mengerti nak.
Dengan perasaan yang masih bingung
karena menerima kantong mahal itu, pemuda itu ikut sang Raja ke rumahnya.
Setelah tiba, Pemuda itu terkejut bahwa dia dibawa ke istana yang dia fikir
raja akan membawanya ke gubuk yang sesungguhnya.
Pemuda itu tercengan melihat kakek tua
yang telah menolongnya itu ternyata seorang raja. Ditemani sang Ratu yang
sangat jelita, Sang Raja pun menemui pemuda itu. Kemudian sang raja menceritakan
apa yang telah dilakukannya, maksud dan tujuannya.
Pemuda: “Jadi
Tuan menyamar menjadi kakek tua itu hanya untuk menyembunyikan siapa Anda, dan
hanya untuk mencari seseorang yang tepat untuk meruskan tahta Tuan kelak?”
Ratu: “Iya nak,
dan kalau tidak keberatan mau kah kamu kami angkat sebagai anak angkat kami?”
Pemuda: “dengan
senang hati saya menerimanya Nyonya”.
Akhirnya
Raja dan Ratu pun berbahagia setelah apa yang mereka ingin-inginkan sejak dulu
akhirnya tekabul, begitu pula dengan pemuda itu, dia sangat senang karena
memiliki orang tua angkat yang sangat begitu baik padanya karena sedari kecil
pemuda itu hanya hidup sebatang kara sebab kedua orang tuanya telah meninggal
dunia, dan Pemuda tersebuat diangkat sebagai Pangeran, ya Pangeran An yang
sangat bijaksa, jujur dan tampan rupawan.
Sejak diangkatnya Pangeran An, kebiasan
buruk rakyatnya yang sering menyepelekan orang kecil, dan mencoomoh orang lain
berangsur-angsur berubah, mereka menjadi baik antar sesama makhluk, hingga desa
itu menjadi sangat damai, hampir tidak lagi mendengar permusuhan antar warga.
Kebiasaan orang menyebut Pangeran An
berubah menjadi Pangeranan agar lebih mempermudah rakyat memangilnya, begitu
pula dengan sebuatan rakyatnya yang berangsur berubah menjadi Rakyat
Pangeranan. Sebuah desa dengan kepemimpinan Raja dan Pangeran An yang jujur.
Sampai suatu hari Pangeran An merubah
nama desanya menjadi Desa Pangeranan.
Hingga saat ini rakyat atau warga
Pangeranan masih memegang tuguh apa-apa yang telah diajarkan oleh Pangeranan
sejak dulu, meski Pangeranan sudah tidak ada lagi.
~TAMAT~
NILAI-NILAI YANG DAPAT DIPETIK
·
Nilai kesabaran
meski sang Raja dan Ratu tidak memiliki keturunan
sang Raja tetap bersabar dan selalu berusaha agar Tuhan selalu mendengarkan
permintaannya.
Walapun saat Raja menyamar menjadi kakek compang
camping Raja tetap bersabar tidak membalas hardikan mereka.
·
Nilai tolong menolong dan kepedulian sesama
Saat Pangeran An terjatuh saat pertama kali bertemu
sang Raja langsung menolongnya.
·
Nilai kejujuran
Meski Pangeran An juga sangat kekeurangan, tapi dia
tidak mengambil kantong berisi mas dan perak tersebut karena itu bukan
miliknya.
·
Nilai saling menghargai orang lain
Setelah desa tersebut dipimpin oleh Pangeran An
warganya tidak pernah lagi merendahkan orang lain, mereka memiliki semngat
gotong-royong dan peduli antar sesamanya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar